Laman

Kamis, 01 Juli 2010

tahu tek

tahu teck-teck "pak ali"



tahu teck-teck "pak ali". walopun cuman depot kecil pinggir jalan, reputasinya sudah kesohor puluhan tahun. lokasinya di jalan dinoyo 147-a, surabaya. tepatnya di sisi timur jalan, persis seberangnya toko roti suzanna (deket jembatan bat).

jalan dinoyo ini nggak punya bahu jalan cukup lebar buat parkiran yg layak. jadi kalo kesitu mending naek motor aja, dan perhatikan timingnya kalo mau ngincipi tahu teck pak ali. buka sore sampek malem. tapi kalo jam2 pulang kantor, jalanan macet. lewat maghrib, waktunya makan malem, warung penuh, terlalu malem keabisan :p jadi bagusnya sekitar 16:30 - 17:00 gitu kalo mau kesitu. bungkus bawa pulang lebih hemat, soale kan nggak perlu beli minum hehe.

soal kebersihan, ya standard warung2 pinggir jalan lah. suasana ruang makan juga sebenernya nggak terlalu spesial, terkesan sumpek, sempit. cuman di temboknya aja dipajang foto/tanda tangan seleb2 yg pernah ngincipi tahu teck-nya pak ali. sekilas keliatan ada katon, nirina, cathy, daniel, nia zulkarnaen, robby tumewu, dan pastinya arletta danisworo + crew wisata kuliner.

nah produknya, tahu tek, ini yg luar biasa.



apa itu tahu tek? gorengan tahu, gorengan kentang, lontong, disiram bumbu petis, terus diatasnya ditaburi kecambah, krupuk.

bumbu petisnya itu yg spesial. pak ali pake petis fresh kualitas wahid, terasa thick, heavy, sedep. tambah lagi campuran kacangnya bikin gurih. terakhir tentu saja komposisi gula + garam yg bikin bumbu jadi rich. optional: boleh tambah lombok sebanyak selera. semua itu diulek alus, lembut di lidah hehe.

itu tadi tahu tek versi pak ali yg original. tapi menanggapi permintaan pasar, pak ali nambah telor ke produknya. ini harusnya berubah nama jadi tahu telor hehe.

soal harga, satu porsi tahu tek dg telor dihargai 7.500 rupiah.

lha kenapa makanan itu disebut tahu tek? konon, dulu tahu macem gini dijajakan pake rombong, ngider keliling jalan. untuk ngundang calon pembeli, itu sutil dipukul2kan ke wajan, jadi bunyi tek-tek-tek... ada sejarah versi lain: bunyi tek-nya dari gunting. iya, motong tahu, kentang, dan lontongnya pake gunting, bukan pisau.

---------

sayangnya pak ali ini cukup puas bertahan dg warung kecilnya. tipikal orang indonesia memang gini, kalo sudah tua, sudah merasa cukup memenuhi kebutuhan hidupnya, udah nggak ada ambisi lagi buat ekspansi.

bandingkan dg colonel sanders, walo sudah pensiun, semangatnya masih on, bisa jualan ayam goreng sampek ke seluruh dunia.

kalo mau, mestinya pak ali nggak akan kesulitan nyari investor buat diajak kerja sama. cari lokasi baru yg strategis, bangun rumah makan lebih gede, ngasih space parkiran lebih luas. bahkan nantinya tahu teck-teck "pak ali" ini potensial di-franchise-kan ke investor lain.

kebab turki baba rafi-nya hendy itu kan contoh bagus. ato paling enggak soto ambengan-nya pak sadi.

warungnya pak ali ini sudah jadi salah satu obyek wisata surabaya, perlu dilestarikan. hayo, sapa mau jadi investornya? sapa mau kerja sama dg pak ali? brand sudah ada, keuntungan sudah di depan mata.

ampel

Wisata Religi : Masjid Sunan Ampel


Masjid Ampel setelah di Revitalisasi



Air Berkah, terletak di depan masjid, mau menuju Makam Sunan Ampel

Raden Achmad Rachmatulloh adalah seorang publik figur yang alim dan bijak serta berwibawa dan semakin banyak mendapatkan simpati dari masyarakat diusianya yang masih belia 20 tahun. Dan pada saat kedatangan beliau ke tanah jawa, beliau diberi kepercayaan oleh Raja Majapahit tempat untuk berda'wah dan sebagai tempat tinggalnya yang baru yaitu Ampel Dento (Surabaya).


Sebagai media berda'wah Raden Achmad mengajak para pengikutnya untuk membangun sebuah masjid pada tahun 1421 M. Masjid ini di bangun dengan gaya arsitektur jawa kuno dan nuansa arab islami yang sangat lekat. Raden Rachmad yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel wafat di Ampel pada tahun 1481. Yang di makamkan disebelah kanan depan masjid Ampel. samapai dengan tahun 1905 Masjid Sunan Ampel yang merupakan masjid terbesar kedua di Surabaya. Masjid Agung Sunan Ampel ini terletak di jalan KH. Mas Mansyur Surabaya Utara

Kemudian oleh warga Ampel Masjid dan makam Sunan Ampel dibangun sedemikian rupa agar orang- yang ingin melakukan sholat di masjid dan berziarah dapat merasa nyaman dan tenang. Hal ini tampak jelas dengan dibangunnya lima Gapuro (Pintu Gerbang) yang merupakan simbol dari Rukun Islam.


Dari arah selatan tepatnya di jalan Sasak terdapat Gapuro bernama Gapuro Munggah, dimana Anda akan menikmati suasana perkampungan yang mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib menunaikan rukun islam yang kelima jika mampu.

Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai assesoris, orang yang sudah pernah melakukan ibadah rukunn Islam ke lima lengkap tersedia di pasar Gubah (Ampel Suci). Kemudian Anda akan melihat sebuah Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel.

Setelah melewati Gapuro Poso, Anda memasuki halaman Masjid. Dari halaman ini akan tampak bangun Masjid Induk yang megah dengan menaranya yang menjulang tinggi yang dibangun oleh Sunan Ampel. Yang sampai sekarang masih tetap utuh baik menara maupun tiang penyangganya.

Setelah Anda melakukan sholat di Masjid Sunan Ampel, maka Anda dapat melanjutkan perjalanan kembali dan akan Anda jumpai Gapuro Ngamal. Disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Yang mana shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam, menggambarkan rukun Islam tentang wajib zakat.

Kemudian tak jauh setelah itu Anda akan melewati Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shanhaji yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan sebagai pelaksanaan sholat menghadap kiblat. Dan setelah itu Anda akan melihat Gapuro Paneksen untuk masuk ke makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah".

Sebagai obyek wisata religi, tidak tanggung-tanggung Pemkot Surabaya, turut membantu kucuran dana melalui APBD, shg "cluster" masjid ampel menjadi indah, bersih dan dikunjungi wisatawan dari seluruh pelosok negeri dan manca negara, suasana magis selama 24 jam tidak pernah sepi...